Rabu, 13 Februari 2013

sosiologi bab dinamika masyarakat


LAPORAN KELOMPOK SOSIAL PEACE GENERATION
UNTUK MEMENUHI TUGAS SOSIOLOGI




Anggota :
-                  Achmady Sophiaan        (02/XI S2)
-                  Iftakh Nurlatifah             (16/XI S2)
-                  Priska Mariana               (21/XI S2)
-                  Rusmiyati                        (24/XI S2)

SMA NEGERI 1 GODEAN
TAHUN PELAJARAN 2012/2013



Latar Belakang

            Amanat untuk menciptakan perdamaian dan menghargai kebhinekaan tercantum sangat jelas dalam UUD 1945 dan Pancasila. Semangat menghargai perbedaan dan bermusyawarah merupakan salah satu manifestasi dari para pendiri bangsa terdahulu. Sayangnya, cita-cita itu agaknya kini dimaknai dengan sempit oleh masyarakat. Pada sebagian orang atau kelompok tertentu, konflik natural yang muncul dari perbedaan identitas dan pemikiran kini kerap memicu penyelesaian konflik yang berdarah-darah dan penuh kekerasan. Keragaman tak lagi dipandang sebagai suatu anugrah, konflik tidak diselesaikan dengan dialog. Yang lebih menyedihkan, tidak sedikit kaum muda yang turut memilih jalan kekerasan ini.
Tren kekerasan di kalangan pemuda Yogyakarta pun meningkat di tiga tahun terakhir (2010-2012). Mei 2012. Ratusan siswa SMA Piri dan Muhamaddiyah 2 terlibat tawuran setelah pengumuman kelulusan sekolah, dua siswa terluka. Mei 2012. Di Babarsari, dua kelompok massa saling serang dalam beberapa malam. Satu mobil dan beberapa buah motor dirusak massa. Warga setempat tidak berani keluar, mahasiswa terganggu aktivitasnya. Sebagian pelaku diindikasi sebagai mahasiswa dan pemuda kampung. Mei 2012. Diskusi publik bersama Irshad Manji di Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKiS) diserang oleh ormas keagamaan. Satu orang luka parah di kepala, belasan lainnya memar-memar karena dipukuli atau dilempari barang. Beberapa pelaku penyerangan dikenali sebagai mahasiswa dua perguruan tinggi di Yogyakarta. April 2012. Bentrok antara supporter PSS Sleman dengan PSIS. Sebelumnya, terjadi bentrokan antar pendukung PSS Sleman sendiri: kelompok Slemania dan Brigatta Curva Sud. Kebanyakan dari mereka adalah pemuda usia produktif, bahkan berstatus mahasiswa di universitas-universitas ternama di Yogyakarta. Maret 2012. Tawuran antar sesama pendukung PSIM Yogyakarta, Maiden dan Brajamusti. Satu orang pemuda tewas tertusuk. Oktober 2011. Tawuran SMA 6 dan Muhammadiyah 2, satu orang tertusuk. Oktober 2011. Tawuran SMK Piri I dan SMA Muhammaddiyah 3, satu orang luka parah karena sabetan benda tajam di kepala. April 2011. Tawuran SMA Gama dan BOPKRI 2, satu orang meninggal dunia karena ditusuk. Oktober 2010. Q! Film Festival kesembilan dihentikan dan dibubarkan oleh ormas keagamaan yang sebagian besar anggotanya mahasiswa.
Selain contoh di atas, kekerasan juga hadir dalam hubungan keluarga (KDRT), pacaran, dan pertemanan di sekolah (Bullying).Dari semua hal tersebut, pemuda menjadi pihak yang selalu terlibat dalam lingkaran kekerasan ini,baik sebagai korban, penonton, maupun pelaku.
Dari fenomena kekerasan yang ada pun kemudian menimbulkan sejumlah pertanyaan. Apakah Yogyakarta telah menjelma menjadi kota yang rawan kekerasan dan tidak berhati nyaman? Apakah masyarakat Yogyakarta tak lagi memiliki toleransi dan kepedulian terhadap kebhinekaan? Jawabannya: TIDAK. Yogyakarta masih memiliki kaum muda yang memilih cara-cara penyelesaian konflik dan masalah tanpa kekerasan. Mereka bergerak aktif melalui banyak komunitas produktif, seperti Coin A Chance, komunitas Jendela, komunitas Cemara, Kampung Halaman, Youth Interfaith Forum on Sexuality, Fourum Indonesia Muda, dan masih banyak lagi. Namun, sayangnya, gerakan positif semacam ini justru jauh dari sorotan media dan masyarakat, sehingga kalah gaungnya dengan gerakan kekerasan.
Oleh karena itu, Peace Generation sebagai wadah dan komunitas anak muda yang peduli dengan isu kebhinekaan dan perdamaian bermaksud menggandeng komunitas, organisasi, serta individu yang memiliki semangat dan cita-cita yang sama untuk ikut serta dalam merayakan Hari Perdamaian Internasional. Perayaan ini sekaligus menjadi simbol bahwa anak muda Yogyakarta masih sangat peduli terhadap upaya menjaga kebhinekaan dan menciptakan perdamaian, serta mendukung terciptanya Kota Yogyakarta tanpa kekerasan. Perayaan ini akan dilakukan dengan membentuk Lingkaran Pelangi Manusia. Pelangi adalah simbol kebinekaan atau keberagaman. Lingkaran adalah simbol persatuan, saling melindungi. Dan manusia adalah makhluk yang hidup di dalam serta menghidupi kebinekaan tersebut.


Tujuan

1.      Merayakan Hari Perdamaian Internasional (setiap 21 September) bersama masyarakat Yogyakarta.
2.      Menjadi ajang berkumpulnya komunitas-komunitas pemuda di Yogyakarta untuk saling mengenal dan membangun jaringan dalam semangat kebinekaan dan perdamaian.
3.      Menjadi pengingat bagi masyarakat Yogyakarta, khususnya pemuda, bahwa setiap individu adalah bagian dari kebhinekaan.
4.      Menjadi pengingat bagi masyarakat Yogyakarta untuk menciptakan perdamaian dan menolak segala bentuk kekerasan.

Faktor Pendorong :
·                    Meningkatnya tren kekerasan di kalangan pemuda Yogyakarta
·                    Menciptakan kedamaian antar sesama manusia
·                    membantu kaum muda melewati proses pencarian identitas diri sehingga  menemukan identitas dirinya
·                    Untuk membentuk mental yang baik sehingga bisa melakukan tindakan-tindakan positif bagi nusa dan bangsa
·                    Mengurangi angka diskriminasi di kalangan tertentu, misalnya: diskriminasi terhadap kaum LGBT, diskriminasi terhadap kaum minoritas

Bentuk & Komposisi Acara

Acara berbentuk Flash Mob dan pertunjukkan seni. 150 pemuda akan membentuk lingkaran pelangi di tengah-tengah perempatan nol kilometer dan melakukan flash mob. Sebuah bendera merah putih akan dikibarkan di tengah lingkaran oleh 5 pemuda: waria, Bali, perempuan Muslim, difabel, dan Papua. 20 pemuda akan menjadi pembawa Sandwich Board berisi pesan-pesan perdamaian dan menyebar di sekitar lokasi 30 pemuda lainnya terlibat dalam pengisi acara di panggung yang merupakan pusat informasi serta tempat penyampaian pesan perdamaian melalui media seni: Musik, tari, komedi, sulap, dsb.

Kegiatan yang pernah dilakukan Peace Generation :

1.      Pemutaran film yang berhubungan dengan perdamaian dan konflik
2.      Mengikuti workshop Active Non Violancedi Pnomp Penh, Kamboja pada bulan Maret 2003.
3.      Pelatihan Fasilitator. Acaranya ini bertujuan untuk memberikan skillfasilitasi kepada panitia Student Camp for Peace. Acara ini sendiri dilakukan pada bulan Mei 2003.
4.      Student Camp for Peace, 7-11 Mei 2003
5.      Ngamen di sekitaran Boulevard UGM di hari Minggu untuk mencari danaStudent Fair. Kegiatan ini dilakukan pada bulan Mei-Agustus 2003.
6.      Pembuatan poster anti kekerasan sebagai respon terhadap budaya kekerasan dalam inisiasi kampus/ospek. Poster ini ditempelkan di beberapa kampus di Jogja pada masa ospek tahun 2003.
7.      Mengikuti Youth Camp di Korea Selatan. Peace Generation mengirimkan dua orang anggotanya untuk berpartisipasi dalam acara tersebut.
8.      Bekerjasama dengan Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian berpartisipasi dalam “Gadjah Mada Expo” pada bulan September 2003 di UGM.
9.      Bekerjasama dengan USC Satu Nama mengadakan Training for Trainers: “Manajemen Organisasi dan Peace Education”. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 23-25 Januari 2004.
10.  Bekerjasama dengan Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian dan didukung oleh UNICEF dalam “Goat Goes to School”, ekspresi kasih sayang siswa pada guru. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2004
11.  Kampanye rekonstruksi hubungan damai guru-siswa “my teacher and me” diSMU 3, SMU 8 dan SMU 11 Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan rangkaian Goat Goes to School dan dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2004.


12.  Sekolah Minggu. Kegiatan ini melibatkan teman-teman SMU di Jogja dan dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2004. Ada empat topik yang ditawarkan dalam sekolah minggu: Aku dan Teman Dekat, Mengenal Stereotyping, Aku dan Keluarga: Stereotyping dalam keluarga, Laki-Laki Vs Perempuan: Preferensi Gender dalam Kehidupan Sosial.
13.  Pelatihan Fasilitator Jilid 2. pelatihan ini bertujuan untuk meng-up grade kemampuan fasilitasi panitia Peace Camp: Peace in Our Neighbourhood.
14.  Peace Camp: Peace in our Neighbourhood. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 23-27 Januari 2005 di Wanagama. Peserta Peace Camp adalah mahasiswa tahun pertama dan kedua dari seluruh Indonesia. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pemahaman tentang keberagaman yang ada di Indonesia.
15.  Pameran Karya Perdamaian. Kegiatan ini dilaksanakan pada Februari 2006 dengan pelajar SMU sebagai pesertanya. Pada kegiatan ini dipamerkan karya-karya perdamaian yang memperlihatkan perbedaan dan konflik di lingkungan pelajar SMA.
16.  Peace Generation bekerjasama dengan Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian membuka tiga dari sepuluh titik posko gempa yang ada di Bantul dan Klaten. Program bernama Ayo Sinau karo Dolanan (ASKADOL) bertujuan memulihkan trauma anak-anak korban gempa melalui programtrauma healing.
17.  Ceria Bersama Peace Generation (CERPEN) dilaksanakan padaJuli 2006 di Taman Kyiai Langgeng, Magelang. Kegiatan ini diikuti oleh anak-anak korban gempa dari tiga daerah di Bantul dan Klaten.
18.  Selangkah Anak Menuju Perdamaian (SEMAI). Dilaksanakan pada Bulan Agustus 2006 di Kids Fun Park, Yogyakarta. Kegiatan ini mengundang anak-anak dari sepuluh titik dari program ASKADOL.
19.  Pameran Karya Anak Korban Gempa, di Sriharjo, Imogiri dilaksanakan pada Agustus 2006. Kegiatan ini menampilkan karya-karya anak sekolah dasar di daerah Sriharjo, Imogiri- salah satu wilayah gempa.


20.  Fun Bike for Charity dilaksanakan pada Agustus 2006 di Rumah Apung, Rawa Jombor, Klaten. Kegiatan ini megajak siswa sekolah dasar dari Desa Dengkeng dan Pacing, Klaten untuk bersepeda bersama menuju Rawa Jombor. Kegiatan ini sendiri bertujuan untuk menggalang persahabatan dan perdamaian antara siswa-siswa dari dua desa yang terkena dampak gempa bumi.
21.  Natural Reflection September 2006 diadakan di Bali. Pada acara ini Peace Generation merencanakan strategic planning Peace Generation ke depan.
22.  Mengikuti International Youth Summit di Thailand pada September 2006. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan LSM perdamaian dari seluruh negara di ASEAN. Pada kesempatan ini, Peace Generation sendiri adalah salah satu nara sumber yang dijadikan rekomendasi bagi pengelolaan program perdamaian.
23.  Pelatihan Fasilitator Jilid 3. Pelatihan ini dilakukan untuk membekali para anggota Peace Generation yang akan menjadi fasilitator pada kegiatanFeeling Peace in Our School.
24.  Feeling Peace in Our School dilaksanakan 13-17 Januari 2007 di Omah Jawi, Yogyakarta. Para peserta adalah pelajar dari seluruh SMA di DIY dan Jawa Tengah. Kegiatan ini bertujuan mengenalkan budaya perdamaian di SMU.
25.  Stiker Perdamaian merupakan bentuk kampanye perdamaian yang dilaksanakan oleh alumni program Feeling Peace in Our School. Dengan mendistribusikan 1000 stiker yang mengangkat tema perdamaian, Peace Generation ingin menyebarkan pesan-pesan perdamaian ke seluruh pelajar SMU se-DIY dan Jawa Tengah.
26.  Mengirimkan perwakilan ke International Conference of Gross National Happiness di Thailand, 16-30 November 2007.
27.  Jogja Peace Amazing Race, 21-25 Januari 2008. Merupakan perjalanan mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari seluruh pelosok Indonesia untuk berkeliling ke 9 tempat di Jogja yang memiliki nilai perdamaian selama sehari penuh. Selanjutnya mereka berkumpul selama 4 hari untuk membahas apa yang telah mereka peroleh.
28.  Pengiriman delegasi ke International Youth Forum, Juni 2008, di Bandung, Jawa Barat.
30.  Kampanye Hari Perdamaian Internasional, 21 September 2008.
31.  Aksi “1000 Pesan Damai untuk Gaza“, 10 Januari 2009.
32.  Aksi Bersih Pantai, 18 Januari 2009.
33.  Peace Goes to School, 10 Mei 2009.
34.  Peace Camp, “Peace Adventura“, 20-24 Mei 2009.
35.  dan lain-lain.



Sasaran Peserta :


1.      200 pemuda dari seluruh Yogyakarta.
2.      Jaringan Perempuan Yogyakarta
3.      Save Diversity
4.      Gusdurian
5.      Youth Interfaith Forum on Sexuality
6.      Kampung Halaman
7.      Komunitas Cemara
8.      Komunitas Jendela
9.      AFS
10.  Forum Indonesia Muda (FIM)
11.  PMII
12.  PMKRI
13.  GMKI
14.  Komunitas Pelangi Yogyakarta
15.  Yogyakarta untuk Kebhinekaan (YUK!)
16.  Young Peacemaker Yogyakarta
17.  Global Changemaker
18.  ClubSPEAK (Suara Pemuda Anti Korupsi)
19.  Dan lain-lain







Kesimpulan

Peace generation merupakan kelompok sosial yang bergerak dalam kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian yang mengutamakan nilai-nilai, sebagai berikut:
·                   Nilai Perdamaian
usaha Peace Generation menyebarkan nilai-nilai perdamaian pun tidak akan berjalan baik tanpa kaum muda yang tangguh dan mandiri, yang mengenal dirinya dan sesama,
·                   Nilai Sosial
menghargai setiap perbedaan yang ada antar sesama anggota peace generation yang   terdiri dari berbagai ragam budaya
·                   Nilai Budaya
Membudayakan nilai-nilai perdamaian,kebersamaan, solidaritas, loyalitas di kalangan generasi muda.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar